PEKERJA TERKADANG MEMAKAI SERAGAM ATAU PAKAIAN PERUSAHAAN DARI SATU ALAM ATAU YANG LAIN. PEKERJA DIHARUSKAN MEMAKAI SERAGAM TERMASUK PEKERJA PENGECER, BANK DAN PEKERJA KANTOR POS, KEAMANAN PUBLIK DAN PEKERJA KESEHATAN, KARYAWAN KERAH BIRU, PELATIH PRIBADI DI KLUB KESEHATAN, INSTRUKTUR DI KAMP-KAMP MUSIM PANAS, LIFEGUARDS, TUKANG SAPU, PEGAWAI ANGKUTAN UMUM, PENARIK DAN SUPIR TRUK , KARYAWAN MASKAPAI PENERBANGAN DAN OPERATOR LIBURAN, DAN KARYAWAN BAR, RESTORAN DAN HOTEL. PENGGUNAAN SERAGAM OLEH ORGANISASI-ORGANISASI INI SERING UPAYA DALAM BRANDING DAN MENGEMBANGKAN CITRA PERUSAHAAN STANDAR TETAPI JUGA MEMILIKI EFEK PENTING PADA KARYAWAN DIHARUSKAN MENGENAKAN SERAGAM. NAMUN 'SERAGAM' ISTILAH INI MENYESATKAN KARENA KARYAWAN TIDAK SELALU SEPENUHNYA SERAGAM DALAM PENAMPILAN DAN TIDAK SELALU MEMAKAI PAKAIAN YANG DISEDIAKAN OLEH ORGANISASI, SEMENTARA MASIH MEWAKILI ORGANISASI DALAM PAKAIAN MEREKA. KARYA AKADEMIS PADA GAUN ORGANISASI DENGAN RAFAELI & PRATT (1993) DISEBUT KESERAGAMAN (HOMOGENITAS) DARI GAUN SEBAGAI SATU DIMENSI, DAN KEJELASAN SEBAGAI KEDUA. [1] KARYAWAN SEMUA MEMAKAI HITAM, MISALNYA, MUNGKIN TAMPAK MENCOLOK DAN DENGAN DEMIKIAN MEWAKILI ORGANISASI BAHKAN MESKIPUN PAKAIAN MEREKA SERAGAM HANYA DALAM WARNA PENAMPILAN MEREKA TIDAK DALAM FITUR-FITURNYA. PRATT & RAFAELI, (1997) MENGGAMBARKAN PERJUANGAN ANTARA KARYAWAN DAN MANAJEMEN TENTANG GAUN ORGANISASI SEBAGAI PERJUANGAN TENTANG MAKNA YANG LEBIH DALAM DAN IDENTITAS YANG MEWAKILI GAUN. [2] DAN PRATT & RAFAELI (2001) MENGGAMBARKAN GAUN SEBAGAI SALAH SATU SET YANG LEBIH BESAR SIMBOL DAN ARTEFAK DI ORGANISASI YANG MENYATU MENJADI SEBUAH TATA BAHASA KOMUNIKASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar